Jumat, 09 September 2016

UPACARA MECACAR DI DESA BALI AGA CEMPAGA BULELENG

                 UPACARA MECACAR DI DESA BALI AGA CEMPAGA BULELENG

Desa Cempaga merupakan desa tua atau desa bali aga yang berlokasi di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng , dimana di Kecamatan Banjar ada 5 Desa bali aga yang di kenal dengan istilah SCTPB ( Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri ). Masing - masing Desa Bali aga ini memiliki tradisi yang sangat unik dan sakral, baik tarianya maupun upacara keagamaanya.

Di Desa Cempaga ada dikenal istilah Mecacar yang dilakukan di Pura desa pada pertengahan malam sekitar pukul 01 :00 Dini hari
adapun Upacara mecacar ini di lakukan pada saat : Upacara Galungan, Upacara Kuningan , dan Upacara Muayon mecacar di lakukan timur - barat.
tempat Mecacar adalah Balai Krama dan Balai Truna  di Pura Desa

Adapun Rentetan upacara mecarar ini bisa di jelaskan sebagai berikut :
Pagi hari para krama desa menghaturkan ayahan di pura desa masing Kayu bakar, kelapa dan daun pisang
mereka melakukan pemotongan babi  yang bisa memotong babi khusus warga yg di tunjuk secara turun temurun dan tidak bisa di wakilkan atau di ganti.
babi ini di pakai untuk sarana upacara dan di olah menjadi lawar manca warna , urutan, sate dan lainya,dimana saat melakukan pemasakan di larang semua krama untuk mencicipinya

malam harinya para istri masing- masing krama menghaturkan nasi di pura desa untuk di pakai mecarar
tengah malam sekitar pukul 01:00 setelah gamelan di tabuhkan maka  masing- masing perwakilan melakukan ritual pemanggilan krama di tiang bale sebanyak 3 kali baru di lakukan acara Mecacar.
Mecara mengandung pengertian  membuat persembahan atau metanding yang terdidi dari : nasi putih, urab barak, urab putih, jejeruk, dan pesegehan. Cacaran di haturkan di Masing- masing Bale agung sedagkan pesegehan di haturkan di Masing- masing pelinggih dan para ulu desa ( Ulu Dehee, Ulu Truna dan prajuru desa ).

Sedangkan nasi cacaran di buat sesuai jumlah krama ( di cempaga di buat 600 cacaran ) sesuai jumlah krama adat desa cempaga. 
cacaran tersebut bisa di minta ( tunas ) besok paginya oleh krama adat desa cempaga 

Demikianlah sekilan informasi tentang upacara mecara desa Bali aga Cempaga
Budaya adi luhur yang sakral dan patut di lestarikan.

by : Putu Suarjaya
 
 

Senin, 18 Juli 2016

LOMBA DESA ADAT BALI AGA CEMPAGA

LOMBA DESA ADAT BALI AGA CEMPAGA

Cempaga merupakan desa bali aga yang memiliki keunikan tersendiri , dimana memiliki keindahan alam perbukitan yang mempesona dengan udara yang masih alami. sebagian besar masyarakatnya adalah Petani  terutama di perkebunan. Cengkeh adalah komoditi unggulan di Desa Cempaga di sertai tanaman lainya seprti kopi, cokelat, pisang , durian , manggis dan lainya.

Selain pertanian Desa Cempaga juga memiliki potensi lainya seperti Pembuatan Gula aren, Kerajinan Bambu, Kerajinan Perak dan lainya di samping memiliki Hutan lindung desa seluas 50 hektar yang di dalamnya terdapat satwa liar seperti monyet, ayam hutan , berbagai burung dan air terjun alami
Desa Cempaga juga memiliki Budaya yang unik  seperti budaya pengabenan adat, penyepian adat, perkawinan base tegeh, mecingupan ( budaya kawin) serta tarian sakral.


Desa Cempaga pada hari senin 18 Juli 2016 mengadakan lomba desa adat sebagai perwakilan dari Kecamatan Banjar dimana menghadirkan serta mementaskan semua potensi yang ada di Desa Cempaga, biak hasil pertanian, kerajinan tangan, buah lokal, serta tarian sakralnya.

Lomba desa adat ini mendapat antosias serta partisipasi yang sangat besar dari warga Desa Cempaga serta Sekaa truna truninya yang sangat giat melakukan kegiatan serta persiaan lomba, baik di Paryangan, Pawongan serta palemahan dimana Desa Cempaga saat ini sedag giat- giatnya melakukan kegiatan bersih - bersih dari sampah plastik dengan mengeluarkan Perdes tentang Kebersihan lingkungan No 6 Tahun 2016, yang di gagas oleh Perbekal Putu Suarjaya yang sangat peduli dengan kebersihan lingkungan desa. Kegiatan bersih sampah ini mendapat dukungan yang sangat besar dari warga dan ini terlihat dari penataan taman desa yang sangat indah dan bersih menuju desa Wisata budaya Bali aga Cempaga.

Lomba desa adat ini di buka langsung oeh Wakil Bupati Buleleng Bapak dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG di dampingi oleh Kepala dinas pariwisata budaya Bapak Putu Sutrisna serta para SKPD terkait.
acara di mulai pukul 10 :00 pagi di awali dengan penyambutan oleh warga untuk rombongan Bapak wakil Bupati di meriahkan oleh sekaa baleganjur truna- truni Yowana Darma shanti Desa cempaga, di sambut oleh Perbekel Cempaga Putu Suarjaya di dampingi oleh Bendesa Pakraman Cempaga I Nyoman Dira.

Diantar ke tempat pacentokan ( pameran) di sama Bapak Wakil Bupati semat membeli buah dan souvenir lainya seperti perak dan kerajinan bambu.
Dilanjutkan dengan acara Pepeedan atau atraksi budaya seni sakral Desa Cempaga.
Adapun Tarian yang di pentaskan seperti :

Tari Jangkang, Tari Baris, Tari pendet, tari tapel, tari rejang, tari sangyang, tari gandrung, joged, baleganjur dan lainya.

Setelah itu di lanjutkan dengan sambuatan dan sekilan info tentang Desa Pakraman Cempaga yang di uraikan oleh Bendesa Pakrama I Nyoman Dira dan di lanjutkan oleh ketua Sekaa Truna truni Yowana Dharma Santi .Kadek Dar.
Selanjutnya sambutan Oleh Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG , beliau sangat mengapresiasi semangat warga desa dalam melestarikan dan mensukseskan lomba desa adat tersebut dan berjanji memberikan bantuan renovasi wantilan desa sebesar Rp 200.000.000 dalam bentuk BKK.Dilanjutkan sambutan oleh Kasdispar Bapak Putu Sutrisna.

Selanjutnya masing - masing team bergerak untuk mengecek kesiapan masing - Masing Baga ( bidang) yaitu Paryangan di Pura Desa , Pawongan di  aula kantor perbekel, dan Palemahan di lapangan, serta untuk Truna truni di Wantilan dan Kantor Gapoktan

Kegianta ini berakhir pada sore hari sampai Pukul 15 : 00 wita

Minggu, 10 Juli 2016

MENUJU BALI AGA YANG SANTUN

KUNJUNGAN BUPATI BULELENG KE DESA BALI AGA - SCTPB
Bali aga merupakan desa unik yang ada di perbukitan Buleleng tepatnya di kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, terdiri dari Manca Desa yaitu Sidatapa, Cempaga, Tigawasa , Pedawa dan Banyuseri yang lebih di kenal dengan sebutan SCTPB.


Desa kuno bali aga memiliki budaya yang sangat unik dimana masing- masing desa memiliki Bahasa khas yang berbeda- beda dan tradisi budaya yang mirip tapi berbeda.
Dulu desa bali aga di kenal sangat keras dan penuh dengan komplik, dimana seringkali di jadikan alat politik oleh segelintir orang untuk mendapatkan keuntungan politik pribadi.
Seiring dengan perkembangan jaman Desa Bali aga semakin bergeliat dan sudah bisa merubah image dari desa keras menjadi desa yang elegan dan SANTUN ( Sejuk,Aman, Nyaman, Tentram dan Unik ) serta modern.


Bergerak dari tujuan mulia untuk memajukan bali aga , maka beberapa tokoh warga mendirikan group media sosial Buleleng Harmoni yang di dirikan oleh : Wayan Ariawan dari Desa Sidatapa, Putu Suarjaya sekaligus Perbekel Desa Cempaga, Putu Budiasa Kadus Br Bajangan Desa Dencarik, dan Ketut Nara, pemerhati cengkeh Desa Selat, bertujuan untuk menjadikan Buleleng yang bebas sampah plastik, pembuatan pupuk organik dari sampah ,perlindungan satwa dan kegiatan sosial lainya
Hal inilah yang membuat Bupati Buleleng Bapak Putu Agus Suradnyana selaku pucuk pimpinan Buleleng berkenan berkunjung ke Desa Bali aga untuk bisa angsung menyerap aspirasi warga Bali aga.yang di laksanakan pada Hari Minggu 10 Juli 2016.

Kegiatan diawali dengan bersih - bersih di Desa Cempaga dilanjutkan tatap muka bersama warga desa cempaga yang di hadiri pula oleh masing - masing desa bali aga seperti : Putu Suarjaya ( perbekel Desa Cempaga) , I Made Suadarmayasa ( Perbekel Desa Tigawasa) ,  I Putu Sudaraja ( Perbekel Desa Pedawa) , Wayan Ariawan ( Tokoh Masyarakat Desa Sidatapa) serta para kadus desa Bali aga,
Bupati Buleleng pada kesempatan tersebut sangat memberikan apresiasi atas usaha yang sudah dilakukan oleh Desa Bali aga utamanya semangat untuk bebas sampah plastik , serta berjanji akan memberikan bantuan Air yang di anggarakan sebesar 2, 5 Miliar, Mobil sampah serta imprastruktur jalan yang akan di tingkatkan menjadi jalan kabupaten.

Setelah tatap muka di wantilan Desa Cempaga - di lanjutkan ke Desa Pedawa untuk melihat langsung rumah tradisional Desa Pedawa , dimana masing- masing desa di bali aga memiliki ruah tradisional dengan sytle berbeda - beda.

Dilanjutkan ke Desa tigawasa untuk melihat proyek jalan dan kerajinan tangan dari bambu ciri khas bali aga.
Perjalanan di lakukan dengan sepeda moter mengingat kondisi jalan yang curam sampai di Kaliasem untuk melihat perkembangan cengkeh sambung di dataran rendah langsung di sekretariat buleleng harmoni di ruahnya Wayan ariawan.

Bupati buleleng sangat tertarik dengan kegiatan bueleleng harmoni dan bali aga, dan di harapkan hal ini bisa terus berlanjut sehingga Desa Bali aga bisa menjadi destinasi desa wisata di Kabupaten buleleg yang bersih , aman dan nyaman.





Minggu, 19 Juni 2016

PEMASANGAN TAPAL BATAS DESA CEMPAGA

PEMASANGAN DAN PEMELASPASAN , BALE KULKUL DAN TAPAL BATAS DESA CEMPAGA BULELENG

Desa Cempaga yang berlokasi di Kabupaten Buleleng mulai berbenah, terutama terlihat dari segi kebersihan desanya dimana sudah di terbitkan Perdes tentang Kebersihan lingkungan dan penanganan sampah baik organik dan unorganik. Hal ini terlihat dari wajah desa yag dulunya kusam dan banyak sampah sekarang menjadi bersih rapi dan indah, dimana samping kiri dan kanan desa terdapat taman bunga yang di set up dengan baik sehingga memberikan wajah baru desa yang asri.

Desa cempaga memiliki adat budaya yang sangat unik dan sakral dimana pemerintahan desa terdiri dari Desa Dinas dan desa pakraman Cempaga yang di pinpin oleh Perbekel dan Bendesa pakraman. Perbekel saat ini adalah PUTU SUARJAYA dan Bendesa Pakraman adalah I NYOMAN DIRA. Ini di ibaratkan seperti suami istri dimana Desa Dinas adalah suami dan Desa Pakraman adalah istrinya.

Saat ini koordinasi antara dinas dan adat sangan bagus dimana segala bentuk kegiatan selalu bersama- sama sehingga menjadikan desa bersatu padu menuju Desa Cempaga yang Bersih, Aman, Terbuka, Adil dan Modern ( BATAM) sesuai dengan Visi misi Kepala Desa terpilih pada Pilkel 2015 yaitu menuju Cempaga yang BATAM.
Perlahan Visi misi tersebut sudah bisa di wujudkan dimana Bersih sudah terlihat dari wajah desanya yang sudah bersih dari sampah plastik, Aman sudah terihat dari sedikitnya tindakan kriminal terutama pencurian atau perkelahian yang merupakan ciri Bali aga dahulu, Terbuka terlihat dari pengelolaan keuangan desa yang sangat terbuka dan menggunakan pengeluaran dengan satu pintu, Adil terlihat dari tidak adanya perbedaan antar warga dalam mendapatkan bantuan serta benar- benar menyentuh warga yang berhak, Modern terlihat dari sistem atau kemampuan staff desa yang semuanya sudah menguasai komouter dan internet, dimana Desa Cempaga sudah memiliki internet sendiri bahkan adanya wifi gratis bagi warga di seputaran Kantor desa dan Wantian serta Sekolah dasar  sehingga memberikan efek yang sangat positif bagi warga utuk mendapatkan informasi, dimana dulu muda mudi kesulitan dalam on line karena signal HP tidak bisa.

Berdasarkan kesepakatan bersama maka Desa dinas dan adat mbersama- sama membuat Tapal batas desa dengan biaya di tanggung bersama, Tapal batas tersebut ada 4 buah yang di taruh di masing - masing wilayah yaitu : Sebeah Utara perbatasan dengan desa Temukus, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pedawa, Sebelah barat berbatasan dengan desa Sidatapa, dan pertengahan perbatasan antar dusun, yaitu Dusun Desa dan dusun Corot.Desa Cempaga memiliki 2 dusun ( dusun desa dan dusun corot )
Tapal batas ini di borongkan dengan biaya semuanya adalah Rp. 28.500.000 belum termasuk biaya pemelaspas.

Diharapkan dengan adanya tapal batas ini akan menambah dan mempercantik wajah desa cempaga sehingga target untuk menjadikan desa cempaga menjadi saah satu desa wisata dengan kebersihan lingkungan dan keunikan budayanya akan tercapai.
Persembahyangan di Catus Pata Desa

Pemelaspasan balai Kulkul di Pura Desa Cempaga

Tapal Batas Dengan Desa Pedawa

Tapal Batas Dengan Desa Sidatapa




Tapal Batas Dengan Desa Temukus



Tapal Batas antar dusun Desa dan dusun Corot


Perencanaanya ke depan akan di buat Gapura di perbatasan dengan Desa Pedawa yang akan di kerjakan bersama Desa Pedawa dengan 2 sisi sekaligus , sehingga memberikan rasa saling memiliki dan persatuan yang kuat antar desa bali aga.
Semoga persatuan antar desa bali aga manjadi kuat dan menjadikan salah satu destinasi wisata di Buleleng.